Judul Buku : Ulat Sutra (Terjemahan)
Penulis : Robert Galbraith
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2014
Jumlah Halaman : 536
ISBN : 978-602-03-0981-1
Ulat
Sutra merupakan seri ke-2 dari serial Cormoran Strike, yang ditulis oleh Robert
Galbraith, dimana seri pertamanya, Dekut Burung Kukuk (The Cuckoo’s Calling),
mendulang kesuksesan. Sebelumnya ada Lula Landry yang diduga bunuh diri dengan
melompat dari flatnya di lantai 3. Dugaan itu dianggap keliru, sehingga ada
usaha mencari si pembunuh.
Galbraith mengajak pembaca memasuki
dunia kesusastraan London. Yang mana dunia itu terguncang oleh novel karangan
Owen Quine, berjudul Bombyx Mori (bahasa ilmiahnya) yang berarti Ulat Sutra.
Pasalnya dalam novel itu, Owen menguak sisi buruk orang yang ada di dekatnya
secara blak-blakan, termasuk di dalamnya Daniel Chard, kepala penerbit Roper
Chard, Leonora Quine, istri Owen, Jerry Waldegrave, penyunting yang biasa
mengedit novel-novel Owen, Elizabeth Tassel, agen Owen, Michael Fancourt,
penulis sekaligus mantan sahabat Owen, Kathryn Kent, kekasih gelap sekaligus
murid Owen dalam pelatihan menulis, serta tokoh-tokoh lain yang digambarkan
begitu menjinjikkan.
Owen menghilang, dia diduga marah
karena tak ada yang mau menerbitkan Bombyx Mori yang dia anggap sebagai
mahakaryanya. Owen biasanya kembali sebelum sampai sepuluh hari. Karena alasan
itu Leonora meminta bantuan Strike untuk menemukan Owen, ketika suaminya itu
tak pulang selama sepuluh hari.
Cormoran Strike, detektif yang
terkenal berkat kasus bunuh diri Lula Landry yang berhasil ia pecahkan serta
berhasil memberi citra buruk terhadap polisi, lagi-lagi berhasil menemukan
Owen. Meskipun dalam keadaan tewas mengenaskan.
Sangat berbeda dengan seri pertama,
seri kedua berkisah tentang pembunuhan brutal yang tampak seperti ritual
persembahan. Parahnya lagi cara pelaku membunuh penulis novel itu sama persis
dengan apa yang ditulis dalam Bombyx Mori. Terlihat seolah-olah Owen sendiri
yang telah merencanakan kematiannya.
Pekerjaan Strike menjadi panjang berkat
banyaknya jumlah tersangka, yaitu semua orang yang dijelek-jelekkan Owen dalam
novelnya. Pada kasus kali ini, bayaran bukan merupakan tujuan utama Strike
seperti kasus sebelumnya, Mrs. Quine yang meminta bantuannya tidak menunjukkan
kesanggupan membayar tagihan. Ada semacam cabang dari cerita utama yang
menunjukkan perbedaan antara melakukan sesuatu karena mencintai prosesnya dan
melakukan sesuatu karena berharap pada hasilnya. Perbedaan yang kentara antara
Cormoran dan Matthew, serta antara Matthew dan Robin.
Sekali lagi, setelah menyelesaikan
seri kedua ini, Galbraith berhasil menciptakan potongan-potongan rumit yang
mesti disusun oleh setiap pembaca untuk membuktikan tersangka yang dipilih oleh
masing-masing pembaca. Meskipun Ulat Sutra tidak se-mengejutkan Dekut Burung
Kukuk, namun menurut saya sendiri Ulat Sutra lebih baik dari pada seri pertama.
Di dalam seri pertama maupun seri
kedua, Galbraith selalu punya istilah-istilah baru yang dapat menjadi dasar
bagi para pembaca untuk mengetahuinya lebih jauh, karena novelnya sendiri tidak
memiliki catatan kaki. Bila meluangkan waktu untuk meneliti kata-kata asing
tersebut pengetahuan pembaca akan bertambah.
“Novel ini pas banget buat mengenal
London lebih dalam lagi.”
Tidak bisa disangkal bahwa Galbraith
memang sangat lihai menggambarkan tempat-tempat yang muncul dalam novel ini.
Mungkin tidak berlebihan kalau saya pikir dia berada di tempat sesungguhnya
saat dia menyebut tempat itu dalam novelnya. Dia benar-benar berhasil
menghidupkan cerita ini, seolah-olah, di London memang pernah ada kasus
pembunuhan seorang penulis sinting.
Tidak
sabar membaca seri yang ketiga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar