Sabtu, 30 April 2016

Resensi Dekut Burung Kukuk

Judul Buku                : Dekut Burung Kukuk (Terjemahan)
Penulis                        : Robert Galbraith
Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit             : 2014
Jumlah Halaman       : 520
ISBN                           : 978-602-03-0062-7


Ini kisah detektif, maka dari itu sudah sepatutnya setiap orang yang membaca buku ini meneliti setiap pernyataan yang tercetak pada setiap halamannya. Penyunting jelas yang pertama membaca sebelum orang lain membacanya. Ada dua nama yang salah ketik di halaman 419 dan 482. Di halaman 419 Carver berubah menjadi Carter, itu bisa menciptakan kesalahpahaman. Sementara di halaman 482, Strike tiba-tiba berubah nama menjadi Bristow.
              Wah, baru kali ini saya menulislan kekurangan novel di bagian awal resensi saya. Saya masih terbawa kisah detektif yang penuh teka-teki ini. Berspekulasi sepanjang hari. Bahkan ketika makan—itupun karena harus, kalau tidak saya pasti lebih suka melanjutkan bacaan—saya terus berpikir sayalah sang detektif, jadi saya harus menyusun potongan-potongan yang dihadirkan Galbraith dalam novel ini supaya semua menjadi jelas, dan saya bukan lagi seorang “penuduh” tanpa bukti.
            Nah, dalam masa-masa penasaran yang teramat buruk itu, saya tidak mungkin bersedia menunjukkan pada semua orang kelebihan buku ini di bagian awal. Sungguh, saya begitu pendendam, novel ini telah mengusik rasa penasaran saya sampai saya baru tidur karena tertidur. Jadi, saya merasa pantas menyebutkan kekurangan novel ini terlebih dahulu, agar dendam saya sedikit terbalas.
            Novel ini berisi kasus bunuh diri orang terkenal pertama yang mesti diselesaikan oleh Cormoran Strike, seorang detektif partikelir. Lula Landry, si pengidap penyakit bipolar, seorang supermodel yang “digilai” para jurnalis, dinyatakan bunuh diri karena frustrasi oleh pihak berwajib, dan semua orang setuju dengan hal itu, tetapi tidak dengan kakak Lula Landry, John Bristow.
            Bristow bersikeras mengatakan adiknya dibunuh, dia perlu bukti untuk meyakinkan semua orang. Oleh sebab itu, dia datang kepada Cormoran Strike, yang merupakan teman adik laki-lakinya, Charlie Bristow. Strike awalnya tidak mau mencari bukti yang dibutuhkan John karena dia sendiri yakin Lula Landry bunuh diri, namun karena kondisi keuangannya suram dan John mau membayarnya dobel, akhirnya dia menerima.
Dalam pekerjaannya, Strike dibantu oleh Robin Ellacott, wanita cerdas yang memiliki gairah tersembunyi pada pekerjaan detektif. Karakternya cocok disandingkan dengan karakter Strike, secara keseluruhan mereka berdua saling menyukai, dalam artian sebagai partner kerja dan saya berharap lebih dari sekadar partner.
Kisah ini dipenuhi teka-teki yang dirangkai dengan sangat cerdas oleh Galbraith. Untuk para pecinta kisah detektif mungkin mudah bagi mereka menuduh siapa penjahatnya dan mereka tidak merasa terkejut pada bagian akhir.
Tetapi, bukan itu inti dari cerita detektif. Itu adalah hal yang mudah kalau hanya sekadar menuduh, atau berfirasat bahwa mungkin Deeby Macc, Freddie Bestigui, Anthony Landry, Derrick Wilson, dan tokoh lain dalam novel ini merupakan pembunuh Lula Landry. Inti dari membaca kisah detektif adalah, bagaimana kita menemukan bukti atas tuduhan kita dari pernyataan-pernyataan yang dihadirkan oleh penulis.
Sebagai pembaca, kita pun tak boleh asal menuduh tanpa melingkari pernyataan-pernyatan yang mendukung tuduhan kita. Saya sendiri telah menjatuhkan tuduhan pada satu tokoh sejak Strike menyelidiki kasus bunuh diri itu. Galbraith berhasil membuat saya bimbang dengan tuduhan saya. Galbraith benar-benar mempermainkan saya.
Di samping kekurangan di bagian awal, sisa dari bagian-bagian novel ini keren. Galbraith menggambarkan sisi glamor London dengan luar biasa. Untuk yang belum pernah ke London, mungkin akan mengira itu merupakan sisi gelap dari London yang cantik, klasik dan polos.
Pembaca yang diperbolehkan membaca buku ini adalah mereka yang berusia delapan belas tahun ke atas. Karena di dalam novel ini bertebaran kehidupan malam yang belum pantas dibaca anak di bawah umur.
Bagi kalian yang memenuhi syarat sebagai pembaca dan cukup penasaran dengan kisah ini, selamat membaca, ya. Mungkin agak sulit menemukan buku ini sekarang, karena terbit tahun 2014 dan sangat laris. Bagi yang belum terbiasa membaca kisah detektif, nikmati saja bacaan ini secara perlahan. Karena kalian akan sangat menyukai kejutannya.

            Siapa yang mengira “dia” lah pembunuh itu? Saya menuding orang tanpa salah sasaran, namun sempat ragu dengan tuduhan saya. Apa kalian merasa tertantang? Dan mungkin dengan membaca kisah ini kalian jadi mengerti apa yang mungkin terjadi pada kasus-kasus pembunuhan yang sering diekpos media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar